Suara-suara yang memekakkan telinga…

Dandelion
2 min readDec 4, 2023

--

Sejak memutuskan untuk menjalani kehidupan sebagai seorang perantau, sejak itulah berbagai macam bentuk dunia harus kuhadapi. Segala baik-buruk mereka terus membuatku mengalami jatuh-bangun yang tiada henti. Heningnya tangisan di malam yang dingin hingga berteman dengan berbagai rasa sakit.

Namun dari banyaknya hal yang menghiasi cerita kehidupanku, selalu ada suara-suara pekak yang memenuhi kepala. Mungkin, orang lain juga akan merasa bising apabila ini dapat dikeluarkan dengan pengeras suara. Terdengar seperti kicauan yang meracau kesana-kemari dengan riuh.

Suara ini dapat datang kapan saja ketika aku menghadapi sebuah bayangan yang menakutkan.

Kala itu sebagian teman-temanku berkumpul untuk sebuah diskusi perihal tugas yang harus segera diselesaikan. Semua pembicaraannya lurus dalam diskusi itu pada awalnya, tetapi entah ucapan apa dan dari siapa yang menyebabkan pembicaraan ini sampai pada topik membicarakan orang lain. Orang lain itu adalah teman yang kami semua mengenalnya.

Wajahku hanya dapat menyimpulakan senyuman tipis ketika mendengar itu. Kepalaku mulai riuh, telingaku begitu pekak, suara-suara itu datang. Bukan, bukan perihal benar atau tidaknya berita yang kudengar dari mereka. Tetapi…

Apa mereka membicarakanku juga ketika aku tidak ada disini? Apa aku pernah membuat mereka kesal? Bagaimana jika ternyata selama ini aku adalah orang yang menyebalkan? Apa ada kesalahanku yang belum mereka maafkan? Atau aku lupa minta maaf? Atau aku tidak sadar diri ketika salah?

Ah suaranya berisik sekali…

Menutupi telinga tidak akan membuat suara-suara itu hilang

Di siang menjelang sore, seseorang telah memutuskan untuk menjemputku di sore hari. Ia mau menemaniku untuk memenuhi sebuah tugas. Tak ingin membuatnya kecewa, aku bersiap lebih awal agar ketika ia datang kami dapat langsung berangkat dan tidak membuatnya menunggu.

Aku baik-baik saja menunggu hingga sore menjelang malam, sampai tiba-tiba kabar darinya yang mengunjungi handphoneku. Ia mengatakan bahwa akan ada orang lain yang akan menggantikannya, karena ia tidak bisa datang menjemputku.

Ada apa dengannya? Apa dia baik-baik saja? Apa aku pernah melakukan kesalahan kepadanya? Apa aku pernah membuatnya kesal di hari yang lalu? Apa ada orang lain yang akan ia jemput? Apa aku ini sangat merepotkan orang lain ya?

Riuh suaranya memekakkan telinga, membuat kepala terasa sakit.

Rasa kecewa itu berpadu menjadi satu dalam suara-suara yang bising dalam kepala.

Sampai saat ini aku belum mengetahui bagaimana cara agar suara ini dapat berhenti berputar saat bayangan-bayangan itu datang. Tak apa bila hal ini dinilai aneh, wajar saja kok. Sebab manusia dapat lebih mengerti keadaan seseorang saat ia telah merasakan keadaan itu sendiri.

--

--

Dandelion

tokoh dalam cerita ini berperan sebagai seseorang yang berusaha menjadi lebih baik